Tips Memberikan Tausiyah ala KLC

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS Luqman:13)

Hari itu saya menghadiri acara Forum Pengajar KLC. Hari minggu kemarin. Sebenarnya saya belum merasa layak untuk menjadi pengajar di sana. Namun apa daya, ada yang ‘meloloskan’. KLC merupakan kependekan dari Karisma Learning Club, berada dibawah naungan unit Karisma. Suatu unit dibawah Salman ITB. Unit ini bertujuan untuk membina karakter anak anak SMP dan SMA di Bandung. KLC sebenarnya hampir sama dengan kegiatan bimbingan belajar lainnya. Bedanya disini adik adik diajak mengaji dan diberikan tausiyah sebelum memulai belajar. Bahkan yang terpenting adalah kegiatan tausiyah dibandingkan kegiatan belajarnya, karena memang tujuannya untuk membina adik adik.

Pada awalnya, kami dijelaskan mengenai urgensi memberikan tausiyah. Kenapa sih kita perlu menyampaikan tausiyah sebelum belajar? Pembicara menerangkan dengan mengutip QS Lukman 13. Kita diharapkan seperti Lukman yang mengajak anaknya untuk tidak bersekutu kepada selain Allah sebelum memulai mengajarinya. Yang menjadi poin utama disini ialah tentang mengajak untuk beriman kepada Allah itu lebih utama sebelum mengajarkan ilmu ilmu lainnya.

Lantas apa yang harus kita lakukan agar tausiyah yang kita berikan itu sampai kepada adik adik kita? Pembicara saat itu, Syarifudin Teknik Kimia ITB 2013, memberikan tiga poin untuk kita.

Poin yang pertama perlu dibangun ialah tentang kedekatan. Sesuatu yang baik kadang susah ditangkap karena jauhnya jarak, dan yang kurang baik mudah ditangkap karena kedekatannya. Diawal awal kita perlu membangun kedekatan dengan saling mengenal antara kita dan adik adik. Cobalah dari diri kita sendiri yang memulai mengenal diri mereka. Minimal mengenal nama mereka, sehingga ketika memulai kegiatan tidak ada yang canggung. Selain mengenal mereka, kita bisa memberikan senyuman terbaik kita kepada adik adik kita. Adik adik kita mungkin sudah lelah dengan kegiatan satu hari ini. Jangan menambah kelelahan mereka dengan wajah kita yang jutek, tapi sambutlah mereka dengan senyuman terbaik yang kita miliki. Selain itu, cobalah bertanya tentang kegiatan apa yang telah mereka jalani. Disini mereka mungkin akan membuka diri. Dari diri kita, cobalah untuk memahami adik adik kita.

Poin yang kedua ialah tentang konten tausiyah yang kita berikan. Setelah terbentuknya kedekatan tentu obrolan kita akan lebih bermakna jika ditambahkan konten yang baik. Ketika hendak mengajar, persiapkanlah rukhiyah terbaik kita. Cobalah untuk mengaji terlebih dahulu. Selanjutnya, jangan lupa membaca materi tausiyah yang telah diberikan oleh tim KLC. Apabila diperlukan, kita bisa menambahkan materi dari luar ataupun memperdalam materi yang telah diperoleh. Bisa juga kita menambahkan contoh contoh sehingga lebih menyentuh adik adiknya. Apalagi, contoh contoh tersebut bersalah dari kisah kisah Sahabat Rasul atau pengalaman yang pernah kita sendiri kita alami.

Poin terakhir ialah mereview sebelum pulang. Di akhir pertemuan, kita bersama sama mereview apa saja yang telah kita dan adik adik peroleh. Baik itu dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan ataupun tausiyah yang diberikan. Harapannya, materi yang diberikan akan lebih diingat oleh adik adik.

Di akhir sesi, pembicara saat itu menutup dengan mengutip kata kata Ir. Soekarno yang berbunyi sebagai berikut.

“Men kan niet onderwijzen wat men wil, men kan niet, onderwijzen wat men weet, men kan alleen onderwijzen wat men is.
Orang tidak bisa mengajarkan apa yang ia mau, orang tidak bisa mengajarkan apa yang ia tahu, orang hanya bisa mengajarkan apa ia adanya.”

Jika boleh saya menambahkan, ada dua poin yang ingin saya tambahkan. Yang pertama ialah mendoakan adik adik kita. Bagaimanapun juga, Allah yang menguasai hati seluruh manusia. Hanya Allah yang mampu membolak balikkan hati manusia, termasuk adik adik kita. Kita berdoa agar Allah tidak menjadikan lidah kita kelu dalam menyampaikan tausiyah. Dan berharap semoga tausiyah yang kita berikan sampai kepada adik adik kita, jangan sampai sisi buruk kita menjadi penghalang sampainya tausiyah dan materi pelajaran kita berikan. Poin selanjutnya ialah keteladanan. Tausiyah yang kita berikan tentunya akan lebih mengena apabila kita juga melaksanakannya. Ketika kita memberikan tausiyah tentang indahnya bersabar, tentunya kitalah yang terlebih dahulu harus bersabar. Insya Allah dengan demikian tausiyah kita akan lebih sampai kepada adik adik kita.

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)

Setiap anak memiliki sisi kebaikan di dalamnya. Cobalah temukan sisi kebaikan tersebut. Apabila sudah ketemu, kembangkanlah sisi kebaikan mereka. Semoga bermanfaat.

Bandung, 6 Februari 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Hukum Archimedes

Menjagamu

Garis Finish Lari Tadi