Pengada-ada Cerita

Pagi itu aku diminta oleh temanku untuk mengantarkan berkasnya ke percetakan. Sesampainya di sana, aku melihat seorang gadis sudah duduk di kursi tunggu. Ia tampak anggun dengan memakai setelan batik yang dipadukan dengan kerudung coklat muda. Akupun menganggukkan kepala dan tersenyum padanya. Iapun membalas dengan senyuman yang cukup manis. Aku lalu duduk disebelahnya, berselang satu kursi. Kau tahu, ini kursi panjang satu satunya di percetakan ini dan bisa memuat empat orang. Seandainya ada kursi lain, pasti aku sudah memilih kursi itu.


“Masnya seorang pengarang ya?” gadis itu membuka pembicaraan sambil melirik ke amplop coklat di pangkuanku. Amplop yang bertuliskan ‘DRAFT BUKU’ milik temanku.

“Ah, ndak juga Mbak.” kujawab sambil memiringkan badan ke arahnya tanpa menatap matanya.

“Lah, terus apaan dong Mas? Masnya kan bawa draft buku ke sini?” selidiknya penasaran.

“Owh, ini mah draft punya temen saya mbak.” jelasku padanya sambil menunjuk amplop coklat milik temanku.

“Oooh.” dia ber-oh pelan sambil mengangguk angguk.

“Kalau saya mah cuma pengada-ada cerita Mbak.” aku merendah, sementara dahinya terlipat, terlihat sedikit penasaran. “Ya kan aslinya ceritanya gak ada mbak, terus saya ada-adain makanya ada mbak, hehe.” lanjutku. Ia terlihat tersenyum mendengar penjelasanku. Senyum yang cukup lebar hingga giginya terlihat.

“Ah, masnya bisa aja. Kayak anggota DPR aja yang bisa ngada-adain anggaran.” balasnya. Kini ia tertawa juga, tapi tangannya berusaha menutupinya.

“Kalau anggota DPR kan di bayar Mbak. Kalau sayakan belum tentu.” jawabku, sambil agak nyengir tentunya.

Tiba-tiba ada laki-laki yang memanggil antrian gadis disebelahku.

“Mas, saya duluan ya. Udah dipanggil.” pamitnya sopan.

Iapun beranjak pergi. Sosoknya menghilang dibalik ruangan tempat laki laki tadi. Akupun duduk sendirian di kursi itu. Kursi itu menjadi terasa cukup lapang karena untuk diriku seorang. Aku lalu tersadar. Ah sial, kenapa aku tak menanyakan namanya, umpatku dalam hati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Hukum Archimedes

Menjagamu

Garis Finish Lari Tadi