Jarak Kita.

Sore ini aku diantar kawanku menuju stasiun. Aku hendak pergi ke Bandung, memulai kembali rutinitasku. Sesampainya di sana kami duduk di kursi tunggu karena memang keretaku baru datang satu jam lagi.

“Jarak dari sini ke Bandung tuh sekitar 324 km …” ucap kawanku, sembari menunjuk papan petunjuk jarak, Ia menatapku lalu melanjutkan “… sama seperti jarakmu dengan dia, 324 km.”

Aku menggeleng pelan.

“Tidak. Kami mungkin berjarak lebih dari itu.” balasku sambil menatapnya. Dia mengernyitkan dahinya, tak paham.

“Apakah kau yakin dia berada di Bandung? Mungkin dia di tempat lain yang mana lebih jauh dari itu.” terangku padanya.

“Mungkin juga lebih deket daripada itu.” sergahnya.

“Ya.” balasku singkat.

Hening sejenak.

“Lagipula, dia yang kau maksud dengan dia yang kumaksud bisa jadi orang yang berbeda.” sambungku.

Kawanku hanya mengangguk angguk pelan.

“Kitapun tak pernah tahu, dia yang mana yang dipilihkan-Nya untukmu.” Balasnya.

“Ya.” ucapku lirih.

Aku melirik jam tanganku, sepertinya sudah waktunya masuk. Akupun berdiri menyiapkan barang bawaanku yang hanya berupa tas. Kawankupun turut berdiri.

“Bro, makasih ya udah mau nganterin. Aku berangkat dulu.” pamitku

Kamipun berjabat tangan dan berpelukan.

“Ati ati di jalan ya.” balasnya.

Ia mengantarkanku hingga gerbang pemeriksaan tiket. Aku sempat melambaikan tangan saat masuk ke bagian dalam stasiun. Ia masih di tempat yang sama. Mungkin ia baru beranjak saat aku sudah hilang dari pandangannya. Sampai jumpa kawan, ucapku lirih. 324 km, itulah yang akan menjadi jarak kita. Bisa kurang, bisa juga lebih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Hukum Archimedes

Menjagamu

Garis Finish Lari Tadi