Fakta Unik Tentang Semut


# 1  
Semut bisa mengangkat 100 kali berat badan mereka sendiri.
Apakah foto ini benar-benar nyata?
# 2 
Otak semut memiliki sekitar 250 000 sel otak.  
Otak manusia memiliki 10.000 juta. 
Jadi kira-kira 40.000 otak semut = satu otak manusia
Percaya atau tidak  otak semut  memiliki kekuatan pemrosesan yang sama seperti komputer Macintosh II di bawah ini
# 3 
Harapan hidup rata-rata semut biasa adalah 45-60 hari.
Kayu semut pekerja hidup tujuh sampai sepuluh tahun.Ratu semut hidup sampai sepuluh atau dua puluh tahun.
Sayang.. hewan lucu seperti ini umurnya tidak sampai 2 bulan. hiks hiks. Dan beginilah nantinya


Inna lillahi wainna ilaihi roji'un

# 4  
Semut dewasa tidak bisa mengunyah dan menelan makanan padat. Mereka hanya memakan cairan dari makanan tersebut.


# 5  
Perut semut(Istilah ilmiahnya:abdomen) terdiri dari 2 bagian. Satu perut untuk memegang makanan untuk dirinya sendiri dan perut kedua adalah perut untuk makanan yang dibagikan dengan semut lainnya.
So sweet. Semut saja senang berbagi. Mengapa manusia tidak?

# 6 
Beberapa burung menempatkan semut pada bulu mereka karena semut menyemprotkan asam format yang akan menyingkirkan parasit.

# 7  
Semut Penculik Polyergus Rufescens suka menggrebek sarang-sarang semut lain dan mencuri pupa dari sarang semut tadi. Ketika pupa semut itu menetas, mereka bekerja sebagai budak dalam koloni. 
Maling! Maling... Maling....!
# 8  
Jika seekor semut pekerja telah menemukan sumber yang baik untuk makanan, ia meninggalkan jejak bau agar semut lain di dalam koloni dapat menemukan makanan

# 9 
Semut Ecitron burchelli dari Amerika Selatan, dapat memiliki sebanyak 700.000 anggota di koloninya. 
Seorang manusia saja mungkin bisa ambruk diserang ribuan semut ini.
 # 10 
Beberapa semut tidur tujuh jam sehari.  
Walaupun ukurannya kecil tapi semut juga butuh tidur lho... hehe

terina kasih

[Iklan Sepeda]

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Input, Proses, lalu Output

Dalam pelajaran sederhana mengenai suatu tahapan pembuatan suatu barang kita mengenal hal yang bernama input, output lalu proses. Itu adalah hal yang mendasari ilmu pembuatan, sebelum di tambahkan pernak pernik lain sehingga terlihat lebih kompleks. Ya, yang menjadi dasar adalah tiga hal itu, input, output dan proses. Sebagian dari kita sudah tahu bahwa input adalah bahan mentah yang kemudian akan diproses lebih lanjut. Sementara output adalah barang jadi hasil jadi setelah kita memproses bahan mentah. Yang menjadi jembatan diantara ialah proses. Proseslah yang mengubah barang mentah menjadi barang jadi. Untuk mencapai suatu output berbeda tentu akan dibutuhkan proses yang berbeda. Begitupun jika kita memasukan input yang berbeda, dengan proses yang sama output yang adapun berbeda. Dalam kehidupan kita mengumpamakan kisah ini menjadi suatu sendikit pelajaran yang berarti. Jika kita saksikan, input ialah kondisi kita di saat ini, saat kita tengah membaca tulisan ini. Sedangkan
Baca selengkapnya

Kenapa Kau terus Berlatih?

Aku melihatnya berlatih setiap hari, entah apa alasannya berlatih setiap hari. Awalnya aku tidak tergelitik untuk bertanya. Namun lama kelamaan rasa penasaranku memuncak ketika setiap hari aku melihatnya berlatih. Maka pagi itu kuputuskan untuk menanyakan kepadanya alasan kenapa ia berlatih setiap hari. “Kawan, bolehkah aku bertanya satu hal kepadamu?” ucapku ketika menghampirinya di tengah waktunya berlatih. “Silahkan saja” ucapnya tenang. “Kenapa engkau berlatih setiap hari, padahal orang lain selain dirimu tidak ada yang berlatih?” kataku langsung. “Entahlah, aku hanya sedang ingin berlatih…” “Hanya itu?”memotongnya sambil mengernyitkan dahi tak percaya. “Tidak, itu hanya bercanda. Aku hanya tidak tahu kapan musuh akan datang. Oleh karenanya aku melatih kemampuanku setiap hari agar ketika musuh datang, aku sudah siap untuk menghadapinya.Kau tahu, kita harus selalu waspada pada musuh bukan” jawabnya sambil tersenyum. “Hanya itu saja?”tanyaku masih penasar
Baca selengkapnya

Pertemuan itu Sementara

Aku masih berdiri di balik kaca bandara, memandangi pesawat yang telah terbang. Pesawat yang telah membawamu pergi ke tempat lain. Tempat yang jauh, terutama dariku. “Dia akan baik baik saja bukan?” ucap lelaki yang berdiri di sampingku. Aku menoleh kepadanya. “Ya.” jawabku singkat. Aku kembali melihat keluar, pesawatmu sudah tak terlihat rupanya. “Kalau begitu, kau tak usah terlalu khawatir padanya.” Ucapnya. Aku hanya mengangguk pelan. “Yuk pulang!” ajaknya. Kami membalikkan badan, mulai melangkah menuju pintu keluar. “Mau mampir nyari kopi dulu gak?” tawarnya. “Gak usah. Langsung pulang ke rumah aja.” tolakku. Pertemuan itu sementara, sedangkan perpisahan itu selamanya. Pertemuan kita kemarin seolah terasa begitu cepat. Kelak mungkin kita akan berjumpa lagi. Namun itu akan kembali terasa sebentar jika sudah dihadapkan dengan perpisahan. Kita tak akan pernah tahu kapan kita akan bertemu lagi. Meskipun telah berjanji untuk bertemu, tap
Baca selengkapnya