(Katanya) Setiap Manusia adalah Pemimpi(n)


Sebenarnya masing masing dari kita ialah pemimpin, paling tidak untuk diri kita sendiri. Kita adalah pemimpin diri sendiri sesuai dengan peran apa yang sedang kita mainkan. Baik itu peran yang kecil maupun suatu peran yang amat besar, Tentunya masing masing kepemimpinan akan dipertanggungjawabkan.

Lalu, kita mau ngapain setelah kita tahu kalau kita adalah pemimpin? Mungkin pertanyaan tersebut harusnya muncul di dalam benak kita setelah kita tahu bahwa kita adalah seorang pemimpin. Jawabannya tentu bisa bermacam macam, sesuai dengan apa latar belakang kehidupan kita. Kita bisa menjawab ini, menjawab itu, menjawab blablabla sekehendak hati kita. Namun, setelah kita tahu kalau kita adalah pemimpin, yang pasti kita harus memimpin. Entah memimpin diri sendiri, memimpin orang lain, memimpin keluarga misalnya. Utamanya sih memimpin diri sendiri terlebih dahulu.

Segalanya akan selalu bergerak, pun dengan kita sebagai seorang, akan senantiasa bergerak. Kita akan mengerakkan diri kita sendiri sebelum kita mengajak orang lain bergerak. Menjadi sesuatu yang disebut sebagai inisiator pergerakan. Ya, seorang inisiator, terlebih bagi diri sendiri. Tetapi ini tidak sekedar suatu pergerakan saja, namun suatu pergerakan yang mengarahkan diri kita kepada suatu kebaikan. Baik itu untuk diri sendiri, namun utamanya untuk orang lain.

Kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri. Maka sudah sewajarnya kita membimbing diri kita untuk meningkatkan kapasitas diri. Sebelum mampu memimpin orang lain, untuk mengembangkannya, kitapun harus mengembangkan diri kita sendiri. Perlu kalian ketahui bahwa Indonesia memerlukan orang berkapasitas presiden, tidak hanya satu orang, tapi banyak. Dengan adanya kesadaran untuk mengaktualisasi diri, maka akan timbul kesadaran untuk mengaktualisasi orang lain yang akan menggantikan kita. Perlu kita renungi, bahwa kita akan menggantikan generasi yang saat ini sedang memimpin. Di dunia ini taka da yang akan abadi, ada saatnya kita harus meneruskan suatu estafet kepemimpinan. Pastinya ini akan memberikan manfaat, terlebih bagi diri sendiri.
Menjadi seorang pemimpin tentunya harus bisa mengispirasi orang lain. Menginspirasi pemimpin lain agar mau tergerak hatinya, sehingga mau bergerak bersama. Sungguh indah jika kita membayangkan bisa menginpirasi bagi orang lain. Kemudian ia tergerak untuk membantu kita memperjuangkan ide ide kebaikan yang kita miliki. Di saat kemudian ada orang lain yang tergerak untuk memperjuangkannya juga. Menambah semangat kita dalam memperjuangkan kebaikan kita.

Jika kita membayangkan suatu organisasi, memang tak mungkin semua akan menjadi pemimpin organisasi tersebut. Bukan berarti yang memiliki jiwa pemimpin hanyalah sang pemimpin. Jiwa jiwa pemimpin itu ada dalam diri tiap manusia. Hanya saja saat itu ia yang terbaik untuk ‘menahkodai’ organisasi tersebut diantara pemimpin yang ada. Disini kita sebagai pemimpin akan belajar bagaimana memimpin diri kita sesuai peran kita di organisasi tersebut. Kita tetap harus bergerak menjadi inisiator, mengaktualisasi diri kita, serta menginspirasi orang lain. Mungkin akan sangat hebat, jika yang memiliki kapasitas setingkat pemimpin organisasi tersebut tak hanya satu orang, tapi banyak, tentu akan ada orang lain yang memngimbangi sang pemimpin.


Tanggung jawab kita sebagai seorang pemimpin akan terus melekat pada diri kita sepanjang kehidupan ini berlangsung. Mungkin akan kita tanggalkan ketika kematian itu datang dan meminta kita untuk mempertanggungjwabkan apa yang kita pimpin yakni diri kita. Sebelum saat itu tiba, kita coba menjaga diri kita beserta apa yang kita pimpin.

John C Maxwell dalam bukunya pernah menulis
“A leader is one who knows the way, goes the way, and shows the way”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Hukum Archimedes

Menjagamu

Garis Finish Lari Tadi