Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Ke Masa Lalu

“Apa yang akan kau katakan pada dirimu jika kau bisa kembali ke masa lalu dan bertemu dengan dirimu di masa lalu?” Aku dan kawanku baru saja selesai menonton film. Sebuah film yang bercerita tentang orang yang dapat pergi ke masa lalu. Film itu mengambil latar masa depan, tak heran ada mesin waktu disana. Tokoh utama dalam film itu pergi ke masa lalu kemudian bertemu dengan seorang anak kecil yang tak lain adalah dirinya. Setelah dia bertemu ia berpesan pada anak kecil itu. Sebuah pesan yang akan senantiasa diingat olehnya. Ia berharap dengan demikian masa depan dapat lebih baik. “Kar, kalo kamu bisa pergi ke masa lalu dan bertemu sama kamu di masa lalu, apa yang bakal kamu ucapkan padanya?” tanya temanku ketika kamu sudah keluar dari bioskop. Aku hanya mengeleng. Aku tak ingin melakukannya meskipun aku bisa. “Beneran gak ada?” tanyanya penasaran, ia kemudian melanjutkan “Kalau diriku, akan berkata, ‘Kau dewasa sendikitlah dalam segala urusan’ padanya.” Jelasnya.

Penugasan Hidup dan Mati

Seorang gadis muda memasuki sebuah kamar di suatu rumah sakit. Ia memakai tas kecil, tapi agaknya tak terlihat karena tertutupi kain motif bunga. Kain yang sama yang juga menutupi kepalanya. Di hadapannya seorang pasien laki laki terbaring, terlelap. Gadis itu melangkah pelan, takut membangunkan yang sedang terlelap. "Ku kira kau takkan kemari, maksudku berduaan saja dengannya." suara serak tua tiba tiba terdengar. Gadis muda itu membalikkan badan. Dilihatnya sesosok lelaki tua sudah menyandarkan badannya di dekat pintu. Pintu yang tadi lupa ia tutup kembali. “Eh, Pak Tua. Kukira siapa. Dia sedang tidur jadi tak apa.” ucapnya sambil melirik laki laki yang masih terlelap. “Owh begitu. Daripada kau hanya menunggui orang tidur, mau kah kau menemani orang tua ini? Sudah seharian ini aku tidak ngobrol dengan orang lain.” ucap Pak Tua sambil melangkahkan kakinya keluar. “Seharian ini Pak Tua menjaganya sendirian?” tanya gadis muda itu sambil mengikuti langkah P

Sebuah Jawaban

Malam itu aku menunggu salah seorang kawanku di sebuah kafe. Ia seorang wanita. Ia hendak menyerahkan sebuah dokumen padaku. Biasanya kalau sudah ' kadung ' malam, ngasih -nya bisa besok besok. Hanya saja ia harus pergi besok pagi dengan penerbangan pertama. Dan kabarnya dokumennya tidak dapat dikirim lewat email. Jadi harus ketemu langsung. Sebenarnya, selain untuk menyerahkan dokumen, darinya pasti ada yang ingin diceritakan. Dan itu tujuan utamanya bertemu denganku malam ini, bercerita. Menyerahkan dokumen hanya suatu bentuk 'modus' saja. Tidak lebih. Pelayan datang menghampiri mejaku, mengantarkan tiga gelas minuman dan satu piring camilan. “Ini punya adek ya kak!” ucap adikku, ia tak ingin pesannya di’ganggu’ orang lain. “Iya iya, itu punya adek.” aku mengalah, tak mau membuatnya rewel. Aku kemudian menyeruput kopi pesananku dan mengambil camilan. Membiarkan adikku asyik dengan pesannya dan membiarkan pula pesanan temanku sendirian. Aku memang seng

Cerita Ikan

Ikan yang sering kita konsumsi umumnya berasal dari laut. Mereka berasal dari lingkungan yang asin. Meskipun hidup dilingkungan yang asin, tetapi dagingnya tak tersa asin. Kita masih perlu menambahkan garam untuk memberikannya rasa asin ke dalam daging ikan tersebut agar rasanya menjadi lebih enak. Lantas ilmu apakah yang dapat kita ambil dari ikan tersebut? Ikan dalam hal dapat kita umpamakan diri kita sendiri, sedangkan lautan dapat kita umpamakan lingkungan yang kurang baik karena asin dan lautan pula tempat limbah cair berkumpul. Ikan di laut mengajarkan kita bahwa seburuk apapun lingkungan kita,kita tak usah ikut menjadi buruk. Meskipun kawan kita kurang baik kita tak perlu ikut menjadi buruk. Lalu kenapa ikan tidak ikut asin meskipun ia hidup di lingkungan yang asin? Kita ambil contoh cobalah kita lempar ikan laut yang hidup ke laut, dagingnya tidak akan asin. Tetapi bila kita coba lempar ikan laut yang sudah mati kedalam laut, maka asinlah dagingnya. Kita dapat menjawab