Penugasan Hidup dan Mati

Seorang gadis muda memasuki sebuah kamar di suatu rumah sakit. Ia memakai tas kecil, tapi agaknya tak terlihat karena tertutupi kain motif bunga. Kain yang sama yang juga menutupi kepalanya. Di hadapannya seorang pasien laki laki terbaring, terlelap. Gadis itu melangkah pelan, takut membangunkan yang sedang terlelap.

"Ku kira kau takkan kemari, maksudku berduaan saja dengannya." suara serak tua tiba tiba terdengar.

Gadis muda itu membalikkan badan. Dilihatnya sesosok lelaki tua sudah menyandarkan badannya di dekat pintu. Pintu yang tadi lupa ia tutup kembali.

“Eh, Pak Tua. Kukira siapa. Dia sedang tidur jadi tak apa.” ucapnya sambil melirik laki laki yang masih terlelap.

“Owh begitu. Daripada kau hanya menunggui orang tidur, mau kah kau menemani orang tua ini? Sudah seharian ini aku tidak ngobrol dengan orang lain.” ucap Pak Tua sambil melangkahkan kakinya keluar.

“Seharian ini Pak Tua menjaganya sendirian?” tanya gadis muda itu sambil mengikuti langkah Pak Tua.

“Siapa lagi yang akan menjaganya kalau bukan aku Rave.” Ucap Pak Tua sambil menengok kearah gadis yang ia panggil Rave.

Gadis itu hanya tersenyum, tak membalas.

“Ada sesuatu tentang Id yang harus aku ceritakan padamu.” Ucap Pak Tua ketika sampai di luar. Mereka menyaksikan dari ketinggian, kota dimalam hari.

“Silakan Pak Tua.” gadis itu mengiyakan.

"Kau tahu, dulu hanya penugasannya yang menjadi alasannya untuk tetap hidup. Ia seperti tubuh tanpa jiwa. Ia sudah tak punya apapun atau siapapun. Semua teman temannya telah ‘pergi’. Pun keluarganya, ia sudah sebatang kara sejak kecil. Ia benar benar hidup untuk menyelesaikan penugasannya. Apa kau ingat kejadian kemarin?” Pak Tua menatap gadis itu.

“Iya, tentu aku masih ingat Pak Tua.” ucapnya sambil membalas tatapan Pak Tua.

Bagaimana Ia bisa lupa. Kemarin Id menyelamatkan hidupnya. Ia tidak akan disini jika Id tak menyelamatkannya. Karena kejadian kemarin itu Id saat ini masuk rumah sakit. Pak Tua kemudian melanjutkan.

“Kalo diingat kejadian kemarin, agaknya kau menjadi alasan lain untuknya bertahan hidup" Pak Tua menarik nafas dan melanjutkan kembali.

"Kau tahu, penugasan Id ialah penugasan hidup dan mati. Ia takkan pernah mati sebelum menggenapkan tugas tugasnya. Meskipun ia sangat ingin mati, tapi ketika tugasnya belum selesai, ia tak akan mati. Pada akhirnya jika ia sudah menggenapkan tugasnya, ia akan menggunakan penugasan terakhirnya dan tiada." Pak Tua menutup kata kata panjangnya dengan menatap kota.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Rave penasaran.

"Biarkan ia memenuhi takdirnya sebagai seorang penugasan" ucap Pak Tua lirih.

Pak tua mengelakan nafas dan menengok pada gadis muda itu.

“Baiklah Pak Tua”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Hukum Archimedes

Menjagamu

Garis Finish Lari Tadi