Cerita Ikan

Ikan yang sering kita konsumsi umumnya berasal dari laut. Mereka berasal dari lingkungan yang asin. Meskipun hidup dilingkungan yang asin, tetapi dagingnya tak tersa asin. Kita masih perlu menambahkan garam untuk memberikannya rasa asin ke dalam daging ikan tersebut agar rasanya menjadi lebih enak.

Lantas ilmu apakah yang dapat kita ambil dari ikan tersebut? Ikan dalam hal dapat kita umpamakan diri kita sendiri, sedangkan lautan dapat kita umpamakan lingkungan yang kurang baik karena asin dan lautan pula tempat limbah cair berkumpul. Ikan di laut mengajarkan kita bahwa seburuk apapun lingkungan kita,kita tak usah ikut menjadi buruk. Meskipun kawan kita kurang baik kita tak perlu ikut menjadi buruk.

Lalu kenapa ikan tidak ikut asin meskipun ia hidup di lingkungan yang asin? Kita ambil contoh cobalah kita lempar ikan laut yang hidup ke laut, dagingnya tidak akan asin. Tetapi bila kita coba lempar ikan laut yang sudah mati kedalam laut, maka asinlah dagingnya. Kita dapat menjawab pertanyaan tersebut ia tidak menjadi asin karena ia hidup.

Lalu kenapa manusia tetap baik walaupun ia hidup dilingkungan yang kurang baik, jawabannya adalah karena hatinya hidup, tidaklah mati. Sebab dalam hatinya terdapat iman yang kuat. Manusia yang hatinya hidup tidak akan menjadi buruk di dalam lingkungan yang buruk. Tetapi manusia yang hatinya telah mati apabila diletakkan dalam lingkungan yang baik ia akan tersiksa, namun bila ia dipindahkan ke lingkungan yang ia sukai(lingkungan yang kurang baik) ia bagaikan burung yang bebas dari sangkarnya, merasa mendapatkan kebebasan.

Sebenarnya yang dapat membatasi diri kita adalah diri kita sendiri dan Tuhan. Peraturan seketat apapun tak akan membatasi kita. Sebagai contoh apa bila peraturan itu dapat membatasi kita, tentu saja takkan ada penjara. Diri kita dapat membatasi dari segala sesuatu yang tidak sesuai dengan diri kita, bila kita melanggar batasan diri kita tentu kita akan merasa bersalah pada diri kita sendiri. Dalam lingkungan yang buruk, bila kita dapat membatasi diri dari perbuatan yang buruk tentu kita akan terhindar dari perbuatan tersebut.

Yang dapat membatasi selanjutnya adalah Tuhan. Tuhan mengatur kehidupan manusia baik di dunia dan akhirat. Ini juga berhubungan dengan kepercayaan terhadap adanya Tuhan. Bila kepercayaannya kuat, ia akan merasa bersalah jika melanggar peraturan Tuhan.

Sebagai contoh, meskipun di Singapura judi dilarang dengan denda jutaan, namun tetap saja ada warga Singapura yang melakukan judi. Mereka tidak berjudi di Singapura, tetapi mereka berjudi di Batam. Kenapa bisa terjadi? Karena di Indonesia peraturan jdui belum tegas, juga peraturan yang dibuat manusia hanya bersifat regional, sedangkan peraturan Tuhan bersifat universal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Hukum Archimedes

Menjagamu

Garis Finish Lari Tadi