Kisah Seorang Kakek pada Cucunya

"Terkadang aku merindukan masa masa itu. Masa ketika kita terlalu ngotot mempertahankan teman kita, meskipun kadang ia bisa di pandang beban. Kita saat itu berdalih karena ia adalah bagian dari keluarga kita. Padahal saat itu belum ada satupun dari kami yang sudah menikah. Hehehehe. Kakek bahkan masih culun pada saat itu." kisah sang kakek pada cucunya, ketika mengenang masa mudanya.

"Ah, tapi kadang kita lupa dengan ucapan itu, ketika tak ada suasana yang membuat kita seperti itu. Zaman seolah melunakkannya. Melupakan semangat kami yang dulu. Setelahnya kami mulai fokus kepada yang lain. Masing-masing dari kami memilih jalan yang berbeda. Kadang kami kehilangan yang lain, ataupun kadang kami meninggalkan yang lain." lanjut sang kakek.

"Kakek hanya bisa berharap, kakek dapat terus mengenangnya. Kenangan ketika kakek muda" tutup sang kakek sambil terkekeh. Sementara cucu perempuannya sudah tertidur sambil tersenyum dengan album foto yang masih terbuka. Lantas sang kakek mengendong cucunya ke kamar, ditidurkannya di atas kasur. Ia tarik selimut untuk cucunya, diusap kepala sang cucu seolah membisik doa serta harapan untuk sang cucu.

Sang kakekpun pergi menuju ruang tengah, membereskan album yang tadi dibuka oleh cucunya. Ia melihat melihat foto kusam yang terpampang disana. Fotonya beserta kawan satu angkatannya, foto saat ia masih muda.

“Seandainya aku bisa muda kembali, tentu akan aku buat sebanyak mungkin kenangan bersama kalian. Kenangan tentang indahnya perjuangan. Di usia setua ini, mungkin hanya akan terdengan salah satu dari kita telah tiada. Semoga perjuangan kita tak sia sia.” ucapnya lirih, lantas tersenyum dan mengembalikan album tersebut ke tempat semula.
Iapun mematikan lampu dan menuju kamarnya. Beristirahat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Hukum Archimedes

Menjagamu

Garis Finish Lari Tadi