Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Tentang Cinta

Cinta itu tidak hanya kepada sesama manusia saja. Kitapun harus mencintai mahluk hidup lain seperti pohon dan hewan. Juga kepada mahluk yang tidak memiliki ruh pun harus kita sayangi dan cintai. Lingkungan serta alam yang luas inipun harus kita cintai. Kita tidak boleh sembarangan dalam memperlakukan mereka semua. Yang kutahu, cinta itu memang tidak mengenal perbedaan. Tapi cinta itu mengenal kodratnya. Jangan sampai, dengan alasan cinta kita melampaui kodrat kita sebagai manusia. Jangan sampai kita terpedaya sehingga kita tak bisa membedakan mana yang berupa nafsu mana yang berupa cinta. Cinta itu tak perlu hari khusus untuk mengungkapkannya. Kita bisa mencintai, menyayangi orang lain, mahkluk lain sepanjang waktu kita di dunia ini. Aneh bukan jika di satu hari kita mencintai orang lain, tapi di sisa hari di sepanjang tahun kita membencinya. Cintapun tak harus diungkapkan dengan coklat ataupun bunga. Bukankah membantu orang lain dengan ikhlas juga bisa menjadi jalan kit

Kenapa Kau terus Berlatih?

Aku melihatnya berlatih setiap hari, entah apa alasannya berlatih setiap hari. Awalnya aku tidak tergelitik untuk bertanya. Namun lama kelamaan rasa penasaranku memuncak ketika setiap hari aku melihatnya berlatih. Maka pagi itu kuputuskan untuk menanyakan kepadanya alasan kenapa ia berlatih setiap hari. “Kawan, bolehkah aku bertanya satu hal kepadamu?” ucapku ketika menghampirinya di tengah waktunya berlatih. “Silahkan saja” ucapnya tenang. “Kenapa engkau berlatih setiap hari, padahal orang lain selain dirimu tidak ada yang berlatih?” kataku langsung. “Entahlah, aku hanya sedang ingin berlatih…” “Hanya itu?”memotongnya sambil mengernyitkan dahi tak percaya. “Tidak, itu hanya bercanda. Aku hanya tidak tahu kapan musuh akan datang. Oleh karenanya aku melatih kemampuanku setiap hari agar ketika musuh datang, aku sudah siap untuk menghadapinya.Kau tahu, kita harus selalu waspada pada musuh bukan” jawabnya sambil tersenyum. “Hanya itu saja?”tanyaku masih penasar

Menjemputnya

Pagi itu aku melihat kawan pemilik kapal yang selalu berada disamping kapalku agak muram. Kapal kami masih mengambang bebas di lautan luas. Kami masing masing memiliki kapal sendiri, akan ada saatnya kapal yang kami miliki ini memuat penumpang ataupun barang barang. Tapi itu masih jauh, kami masih terombang ambing di lautan lepas, masih sangat jauh dari daratan. “Kawan, kenapa kau terlihat murung sepagi ini?” ucapku dari balik kemudi. “Tak apa, aku hanya sedikit khawatir saja” balasnya “Khawatir bagaimana?”timpalku sembari mengernyitkan dahi. “Aku hanya khawatir tak ada orang yang menumpang kapalku ini, ketika aku berlabuh nanti, karena melihat tampilan kapalku ini. Aku kan jadinya sendiri, hehe”jawabnya sambil nyengir. “Aku juga sama khawatirnya sepertimu terkadang. Hehe” aku ikut nyengir juga. ”Kalau aku perhatikan kapalmu sudah cukup kuat kawan. Sudah banyak badai yang kau dan kapalmu lalui. Kau sudah cukup berpengalaman. Kau masih khawatir juga” “Iya, aku m